Penjaga Keselarasan, Pembatas Keadilan dan Pembongkar Kezaliman

Pengangguran di Jember Meningkat, Perusahaan Diminta Akomodir Tenaga Kerja Lokal

Minggu, 26 September 2021

foto : Syaifullah Pemerhati Investasi dan Permodalan

JEMBER, Exposeupdate.com – Minggu, (26/9/2021). Pandemi covid-19 yang melanda hampir semua negara dipenjuru dunia telah berdampak pada tingginya angka pengangguran, tidak terkecuali di Kabupaten Jember-Provinsi Jawa Timur.

Kabupaten yang dengan jumlah penduduk 2,5 juta jiwa itu juga mengalami peningkatan jumlah pengangguran, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker), Jember, Bambang Edi Santoso kepada sejumlah awak media beberapa waktu lalu.

Angka pengangguran di Jember naik tajam dari 3,6 persen menjadi 5,12 persen, alias naik 2,6 persen, tingginya angka pengangguran itu disebabkan sejumlah perusahaan di Jember belum berani membuka lowongan kerja dikarenakan situasi dan kondisi dunia usaha sampai saat ini belum menentu.

Untuk itu Bambang berharap kepada masyarakat yang berada diusia produktif hendaknya lebih kreatif untuk menciptakan lapangan kerja sendiri, dan pandai-pandai menangkap peluang usaha secara mandiri.

Walau demikian, untuk menekan angka pengangguran itu pihak Disnaker tidak tinggal diam dan terus melakukan terobosan dan inovasi agar potensi Sumber Daya Manusia yang ada dapat lebih berdayaguna.

Diantaranya dengan menggandeng Balai Latihan Kerja (BLK) untuk memberikan bekal keterampilan dengan berbagai pelatihan, dengan mengikuti pelatihan makan akan dapat tambahan pengetahuan dan akan dapat bekerja lebih cakap dan profesional.

“Kesempatan pelatihan itu kami tawarkan kepada masyarakat yang berminat, dengan pelatihan akan menambah live skill peserta dan akan lebih siap dalam menghadapi tantangan pekerjaan sesuai dengan keahliannya masing-masing” urai Bambang Edi Santoso.

Ditempat terpisah, naiknya statistik angka pengangguran itu mendapat tanggapan dari pengamat investasi dan permodalan, Syaifullah.

Menurutnya,tingginya angka pengangguran itu tidak hanya disebabkan kebijakan oleh sebagian perusahaan yang merumahkan karyawannya, tetapi juga terdapat faktor lain yang berpengaruh pada rendahnya nilai tawar para tenaga kerja lokal.

Diantaranya adalah perusahaan tertentu yang sengaja tidak memanfaatkan tenaga kerja manusia, tetapi lebih memilih mengunakan teknologi modern.

Semisal kata Syaiful, perusahaan yang menggunakan tenaga robot atau mesin penggerak lainnya, bahkan belakangan diketahuinya, ada beberapa perusahaan yang mulanya menggunakan tenaga manusia beralih ke sistem baru dengan sistem komputerisasi dan teknologi canggih yang lebih modern.

Berkaitan dengan itu, mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu berharap kepada pemerintah Kabupaten untuk tidak terburu-buru memberikan izin kepada penanam modal atau investor yang akan berinvestasi di Kabupaten Jember.

Akan tetapi harus dilakukan penelusuran lebih jauh akan kemanfaatan investasi itu kepada masyarakat secara luas.

Lebih khusus dalam kesanggupannya untuk memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal.

“Kami bukan bermaksud mempersulit kehadiran investor untuk masuk ke Jember, akan tetapi harus dibangun komitmen terlebih dahulu, hingga esensi pemberdayaan terhadap masyarakat lokal akan lebih dirasakan” ulasnya.

Masih menurut Syaiful, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi iklim usaha yang dapat mengangkat derajat perekonomian masyarakat.

Diantaranya ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang mumpuni, kondusifitas daerah yang mantap serta komitmen pemerintah daerah itu sendiri dalam mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada rakyat.

Selain itu, pemberian fasilitas perizinan yang berbasis ramah lingkungan.

“Jika komitmen itu terbangun maka grafik angka pengangguran akan menurun sejalan dengan terakomodirnya para calon tenaga kerja lokal oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Jember” pungkas Syaifullah. (Sul)

 

Baca Juga

Berita Terkait

error: Content is protected !!
ExposUpdate