PIDIE, Exposeupdate.com – Rabu, (28/12/2022). Sebanyak 185 Imigran asal Rohingya yang terdampar di pesisir Gampong Kuala Ujong Pie, Kecamatan Kuala Tiga, Pidie Senin (26/12) lalu mendapat perhatian serius Pj Bupati Kabupaten Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto.
Pengungsi yang terdiri dari 83 laki-laki, 70 perempuan dan 32 anak itu saat ini di relokasi di penampungan sementara yaitu di gedung kerajinan dan di ruang kelas SMP 2 Kecamatan Muara Tiga yang saat ini tidak terpakai mengingat siswa-siswinya menjalani hari libur.
Sebelumnya para pengungsi itu ditampung di aula Desa Ujung Pie untuk memberikan perlindungan yang lebih memadai, maka Pj Bupati Pidie mencarikan alternatif tempat yang lebih nyaman.
“Bagi pengungsi yang menempati ruang kelas sekolah nantinya akan dipindahkan ke tempat lain karena mulai tanggal 3 Januari tahun depan tempat itu mulai digunakan untuk sarana belajar mengajar,” tukas Pj Bupati Pidie.
Sementara bagi pengungsi yang menderita sakit langsung di rujuk ke Puskesmas terdekat untuk mendapat pelayanan kesehatan. Dalam penanganan imigran Rohingya yang datang tiba-tiba itu, Pemerintah kabupaten Pidie memerlukan koordinasi dengan Pemerintah Aceh. Terlebih persoalan Rohingya menjadi atensi Internasional.
“Persoalan pengungsi Rohingya menjadi urusan Internasional karena itu tidak bisa ditangani sendiri. Dan saat ini pihak UNHCR dan IOM sudah berada di Kabupaten Pidie untuk melakukan koordinasi dan penanganan lebih lanjut,” terang Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto yang dikonfirmasi media ini.
Kedatangan para pengungsi itu lanjut Wahyudi, sangat memprihatinkan, terutama masalah kondisi kesehatannya. Namun atas kesigapan pelayanan dari tenaga medis, kesehatan mereka mulai berangsur pulih. Kedepan terus akan dilakukan pembinaan mulai dari pendidikan, keagamaan dan pembekalan keterampilan.
Sebagai antisipasi terhadap lonjakan tambahan pengungsi lanjut Wahyudi, pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar kedepan penanganannya lebih mudah dan terkendali.
“Alhamdulillah kepedulian masyarakat di sini sangat tinggi. Banyak masyarakat yang membantu memberikan makanan dan pemberian baju layak pakai untuk para pengungsi,” pungkas Wahyudi Adisiswanto. (Sul)