JAKARTA, Exposeupdate.com – Kamis, (08/06/2023). Bertempat di Kementerian Pertanian Jakarta, Pada hari Rabu, 7 Juni 2023, dilakukan penandatanganan MoU antara GPPI (Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia) dengan TAKARA Asset Management
Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI) adalah sebuah organisasi pengusaha perkebunan yang dibentuk untuk mewakili perusahaan-perusahaan perkebunan di Indonesia, bergerak sebagai penyedia tekhnologi, infrastruktur pengelolaan hasil perkebunan serta bergerak dalam bidang investasi, pendanaan dan penyedia sumber ekonomi alternatif dalam bidang usaha. Pada Rabu kemarin, diwakili oleh Ibu Delima Hasri Azahari, selaku Ketua Umum GPPI.
TAKADA Asset Management INC, adalah perusahaan management asset yang berkantor pusat di Austin, Texas Amerika Serikat. Takada Asset management adalah perusahaan Management asset multinational yang menawarkan spesialisasi dalam berbagai industri dan sektor, termasuk pertambangan, minyak & gas, dana investasi, pasar modal, M&A, pengembangan bisnis dan regulasi. Fokus utamanya adalah pada sektor pertambangan dan energi.
Eksekutif Takada Asset Management telah bekerjasama dengan beberapa firma ekuitas swasta terkemuka di dunia, termasuk Goldman Sachs, Merrill Lynch, Morgan Stanley, JP Morgan Chase dan BlackRock.
Dalam penandatanganan MoU dilakukan langsung oleh pendiri sekaligus Direktur Takada Asset Management, Oscar Mendoza yang juga didampingi salah satu Direktur Takada Asset Management, Dato’ Mohd Emir Mavani.
GPPI dan Takada Asset Management akan melakukan kolaborasi dalam transaksi potensial dalam implementasi dan penjualan kredit karbon melalui pembagian keuntungan sesuai dengan ketersediaan pasar.
Kolaborasi ini bertujuan untuk memanfaatkan kredit karbon sebagai instrumen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.
Dengan memanfaatkan keahlian dan jaringan keduanya, proyek ini bertujuan untuk mengimplementasikan solusi berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
Kolaborasi proyek kredit karbon ini akan diawali dengan menggunakan kebun dan pabrik kelapa sawit.
Menurut Ibu Delima, “GPPI sebagai tidak hanya konsentrasi pada palm oil saja, tapi juga pada komoditi perkebunan lainnya, karet, kopi, kakao dan sebagainya, jadi peranan GPPI lebih luas daripada GAPKI yang hanya punya palm oil saja. Karbon trading adalah sesuatu yang merupakan implementasi dari komitmen Pemerintah, baik itu di dalam COPS (Centre For Oil Palm Smallholder) maupun di dalam komitmen beberapa organisasi dunia lainnya untuk menurunkan emisi rumah kaca, tapi implementasinya menurunkan gas rumah kaca itu tidak hanya pada perusahaan besar, tetapi pada smallholder, petani rakyat. GPPI itu lebih mengkonsentrasikan untuk melakukan ini pada tingkatan smallholder bekerjasama dengan SOLIDARIDAD Network Indonesia, kami telah mentraine para petani untuk peduli atau sadar akan pentingnya menjaga lingkungan”.
“Ini adalah proyek pertama TAKADA di Indonesia yang bekerjasama dengan GPPI, GPPI juga telah melakukan traning yang bekerja sama dengan DOLIDARIDAD Network Indonesia, GPPI bermitra dengan TAKADA nanti akan punya fungsi untuk melakukan karbon trading dan GPPI akan mengcapter metannya untuk ikut dalam perdagangan ini,” imbuh Bunda Delima, sapaan akrab Ketua Umum GPPI.
Dengan jaringan yang luas kedua belah pihak, proyek ini memiliki potensi kesuksesan yang tinggi dalam pengembangan bisnis di masa depan dan dapat mendorong pertumbuhan potensi bisnis lain yang memiliki sinergi, dan berharap bahwa kolaborasi ini akan menghasilkan solusi inovatif dan kelanjutan dalam mengurangi emisi dan pengelolaan karbon sambil memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang signifikan bagi semua pemangku kepentingan. (Ancha)