Penjaga Keselarasan, Pembatas Keadilan dan Pembongkar Kezaliman

PERLUNYA BANK BENIH UNTUK MENJAWAB KETERSEDIAN BENIH UNGGUL DAN TERSERTIFIKASI.

Rabu, 28 September 2022
Foto: Demo Serikat Petani Indonesia yang menolak GMO di Kementerian Pertanian.

JAKARTA, Exposeupdate.com – Rabu, (28/09/2022). Menurut Pieter Tangka, seorang pengamat dan pemerhati pertanian, pada era abad 21, dunia memang dihantui oleh persoalaan kelangkaan pangan.

Foto: Pieter Tangka, Pengamat dan Pemerhati Pertanian.

Di satu sisi, jumlah penduduk yang semakin bertambah dan sangat berlawanan dengan pertumbuhan ketersediaan Lahan untuk Pertanian sebagai Penghasil pangan bagi masyarakat.

Di sisi lain, perlu juga diketahui bahwa ketersediaan pangan juga sangat di pengaruhi oleh faktor-faktor budidaya seperti ketersediaan pupuk, air, tekhnologi, permodalan dan ketersediaan benih-benih yang unggul yang mampu mendongkrak produktivitas hasil panen petani.

Produktivitas hasil pertanian tidak lagi bisa hanya bertumpu pada kemampuan produksi atau produktifitas dari benih-benih lokal.

Hal ini sangat mendasari banyak peneliti-peneliti di bidang perbenihan kemudian mengembangkan apa yang disebut Benih Hibrida dan juga benih hasil rekayasa genetik atau biasa di sebut benih GMO (Geneticaly Modified Organisme).

Tujuan dari Pengembangan Benih Hibrida dan GMO semata mata untuk Meningkatkan Hasil Produksi Pertanian. Secara khusus malah, Benih GMO dikembangkan bukan hanya sekedar meningkatkan hasil pertanian, namun juga membuat aktivitas budidaya lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah biaya produksinya, menambah nutrisi ke dalam kandungan komoditi tersebut, memperkuat tanaman dari serangan hama dan penyakit, mempermudah saat proses panen maupun pasca panen, mengurangi penggunaan pestisida kimia, dan lain-lain.

Adanya kesalahpahaman dan kurangnya informasi terhadap produk-produk GMO ini, mengakibatkan terjadinya pro dan kontra di kalangan masyarakat terhadap keberadaan Benih2 GMO ini.

Peran benih GMO perlu kita lihat dari beberapa aspek, antara lain:
1. Kebutuhan pangan yang makin meningkat maka ketersediaan pangan untuk masyarakat pun menjadi hal yang mutlak harus dicarikan solusinya.
2. Ketersediaan pangan yg cukup iłu sangat ditentukan oleh benih yg mampu menghasilkan hasil panen yang banyak.
3. Wajib dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya petani mengenai pentingnya penggunaan benih-benih GMO.
4. Persoalan bahwa benih-benih GMO akan menghasilkan produk-produk GMO yang tidak aman bagi kesehatan dan lingkungan, itu masih perlu dikaji (sedang diteliti oleh banyak negara), artinya belum ada hasil penelitian yang resmi yg menerangkan bahwa Produk GMO itu berbahaya.
5. Indonesia harus mampu melepaskan ketergantungan dari pangan import. Jika persoalannya adalah produksi yg kurang, maka introduksi benih GMO (mungkin) adalah sebuah pilihan yang bijaksana. Penolakan akan hadirnya Benih GMO, justru di khawatirkan akan di tunggangi oleh oknum2 yang suka dengan Aktivitas Import Pangan.
6. Optimalkan peran-peran lembaga yang bertugas mengawasi, seperti Badan Karantina dan BPOM. Termasuk peran para Lembaga Swadaya Masyarakat.
7. Sudah saatnya, persoalan perbenihan di Pertanian Indonesia, dijawab dengan hadirnya BANK BENIH, sehingga benih-benih yang dihasilkan dan akan digunakan oleh petani adalah benih-benih yang unggul, terlepas iłu adalah benih lokal, hibrida ataupun GMO. Kita punya BRIN, sejatinya BRIN lah yang mengambil inisiatif untuk membentuk BANK BENIH sehingga persoalan-persoalan Perbenihan (pangan, hortikultura, perkebunan serta ternak) dapat terselesaikan dengan tersedianya benih-benih unggul dan tersertifikasi serta dapat dipertanggung jawabkan keunggulannya secara akademis dan profesional. (Red./Sumber: Pieter Tangka)

Baca Juga

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
ExposUpdate