JEMBER, Exposeupdate.com – Jum’at, (4/3/2022). Seiring dengan berkembangnya berbagai jenis penyakit yang dapat menjangkit masyarakat menjadi tantangan bagi Rumah Sakit dalam melayani pasiennya.
Untuk menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat tersebut, RSD Balung harus lebih fokus dalam melakukan pengembangan. Mulai dari pengembangan infrastruktur, pelayanan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Berkaitan dengan hal itu, RSD Balung membutuhkan visibility study, master plan dan skematik yang dapat dijadikan tolak ukur dalam upaya melakukan pengembangan menuju Rumah Sakit Daerah yang menjadi pilihan masyarakat. Dengan master plan, maka semua rencana akan lebih efektif dan terukur.
Dalam hal pelayanan, RSD harus mampu merubah kesan buruh, perawat tidak ramah menjadi pelayanan dengan penuh senyum dan humanis. Sehingga keberadaan RSD dapat bersaing dengan Rumah Sakit Swasta.
“Keberadaan Rumah Sakit tidak terpaut dengan posisi keberadaannya di tingkat lokal, tetapi harus mampu memberikan kesan simpati citra baik di tingkat regional bahkan mampu bersaing secara global,” terang Profesor Dr. Drg. Haksa Setya, M.Kes., dalam memberikan paparan master plan di Ballroom RSD Balung, pada Kamis 03 Maret 2022 kemarin.

Profesor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Air Langga Surabaya ini sengaja didatangkan untuk memberikan paparan dalam menyusun visibility, master plan dan skematik untuk menjawab tantangan dalam persaingan global. Sehigga healthy consumerism kata Haksa, akan lebih dirasakan karena adanya fasilitas kemudahan bagi pasien maupun keluarga pasien.
Fokus dan inovasi pelayanan itu hendaknya ditopang oleh ketersediaan dan kelengkapan fasilitas alat-alat medis (alkes) yang canggih sesuai dengan perkembangan tehnologi. Sumber daya manusia (SDM) yang ada akan lebih fokus tugas masing-masing sebagai perwujudan dari padat karya dengan memanfaatkan teknologi dalam mengurai dan mendiagnosa masalah-masalah yang dialami para pasien.
“Padatnya masalah akan berkonsekuensi pada padatnya pelayanan sehingga ketersediaan fasilitas dan peralatan itu sangat dibutuhkan untuk memberikan kenyamanan pada pasien,” tukas Profesor Haksa Setya.
Dalam pembahasan master plan itu, Profesor Haksa juga menyinggung tentang kondisi derajat kesehatan masyarakat yang cenderung menurun, sementara jenis penyakit trendnya meningkat. Sebagai upaya preventif, maka perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat tentang pentingnya wawasan kesehatan. Pemberdayaan itu bisa dilakukan melalui kampanye kesehatan melalui komunitas maupun melalui organisasi kemasyarakatan (ormas).
Kemudian dalam hal pelayanan kepada masyarakat, pihak RSD perlu memberikan kemudahan akses informasi tentang pelayanan dan ketersediaan fasilitas serta kesiapan pelayanan. Sistem rujukan juga harus terintegrasi dengan baik dari Klinik maupun dari Puskesmas.
Untuk itu, dalam membuat visibility study, master plan dan skematik harus berdasarkan kajian yang komprehensif. Kondisi ekonomi, politik sosial dan budaya masyarakat sekitar harus terakomodir secara aspiratif. Hal itu dimaksudkan agar upaya pengembangan RSD Balung ke depan lebih kredibel dan acceptable alias bisa diterima oleh masyarakat.
Selaras dengan budaya masyarakat lanjut Haksa, kecenderungan masyarakat dalam memilih Rumah Sakit, dengan pertimbangan keberadaan Rumah Sakit yang lebih dekat, ekonomis, sosial, dan kesan baik dan buruknya pelayanan.
Sementara Direktur RSD Balung Dr. Andre Kusuma Sp. BS., menjelaskan, untuk bisa mewujudkan pihaknya harus lebih fokus dan inovatif. Karena dengan status RSD sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), maka semua rencana pengembangan itu pihak Rumah Sakit harus membangun dengan biaya sendiri. Namun menjadi keniscayaan rencana itu harus diwujudkan secara bertahap. Pihak juga tidak menampik bahwa dalam mewujudkan visi dan misi itu butuh dukungan dari Bupati dan dukungan politik dari DPRD.
Sembari berusaha meningkatkan status dari type C ke type B, saat ini pihak RSD Balung akan berencana menambah layanan poli bedah saraf dan urologi. Selaras dengan banyak tuntutan dan aspirasi dari masyarakat akan kebutuhan poli tersebut. Namun demikian lanjut Dr Andre, dalam pemberian layanan RSD Balung tetap akan memberikan prioritas kepada pasien lokal, pengguna BPJS, pasien pengguna Surat Pernyataan Miskin (SPM) serta pasien rujukan. ( SM/Wil)