foto : Pantan Damar, Exposeupdate.com
ACEH TENGAH, Exposeupdate.com – Senin, (25/05/2021). Bagi sebagian besar perantau di Indonesia, pulang kampung adalah momen yang dinanti-nantikan untuk menemui keluarga yang ditinggalkan di kampung halaman. Namun bagaimana dengan sebagian perantau yang telah lama bermukim di tempat baru bahkan melebur dengan penduduk lokal.
Begitu mudah menemukan penduduk berbahasa Madura di Pantan Damar, Kecamatan Atu Lintang, Kabupaten Aceh Tengah yang merupakan daerah tujuan transmigrasi pada tahun 1984. Meskipun mayoritas etnik di wilayah Pantan Damar adalah suku Jawa, namun tradisi yang berkembang di desa ini justru tradisi orang Madura yang mayoritas berasal dari Kota Jember, Jawa Timur.
Adalah “Syafi’i”, salah satu transmigran asal Bangsalsari, Kabupaten Jember menjadi bagian dari warga desa Pantan Damar yang telah lama tinggal di desa ini mengaku tak masalah tak pulang ke Jember dalam waktu lama karena merasa nyaman di Desa Pantan Damar, terlebih keluarga juga ikut tinggal bersamanya.
“Tidak masalah tidak pulang ke Jember. Apalagi sekarang pulang ke Jember harus test Covid dulu, betahun tahun saya disini sejak 1998, baru dua kali saya pulang. Terakhir beberapa bulan lalu saya pulang ke Bangsalsari. Karena memang ya saya nyaman disini. Orang Gayo dan Orang Jawa disini mau mengikuti tradisi kami seperti memakai bahasa Madura dalam kehidupan sehari – hari, “ater – ater kakanan” (mengantar makanan) saat Ramadhan, bahkan banyak yang menikah dengan orang – orang kami. Anak istri juga ikut tinggal disini, kami diberi lahan dan tempat tinggal. Berkebun kopi belajar dari Orang Gayo. Apa lagi yang membuat kami tidak nyaman disini dan sedikit – dikit ingin pulang ke Jember?, tak ada alasan.” Ujarnya.
Para transmigran di Desa Pantan Damar menemui kenyataan bahwa latar belakang suku yang beragam membuat mereka saling berbaur dengan interaksi yang baik di segala bidang kehidupan seperti pendidikan, dan keagamaan. Saling menghargai dan menghormati antar etnis yang membuat transmigran asal Jember di desa ini merasa nyaman dan tetap tinggal bahkan saat konflik Aceh selama kurun waktu 1999 hingga 2002. Penulis mengamati pada tahun 2021 perantau etnik madura asal Jember ingin tetap tinggal di Pantan Damar bukan karena tak ingin pulang ke Jember, namun karena keadaan dan masa pandemi Covid-19.
wawancara : Dyah Ayu Safitri